Sabtu, 21 Maret 2015

$ 20.000 untuk anak muda yang bisa temukan solusi kemacetan Jakarta!

$ 20.000 untuk anak muda yang bisa temukan solusi kemacetan Jakarta!


Merdeka.com - Meningkatnya laju urbanisasi Jakarta yang sangat cepat menimbulkan berbagai tantangan, terutama kemacetan dan mobilitas. Pada Februari 2015, Jakarta menempati peringkat pertama sebagai kota termacet dari 78 kota-kota lain di dunia.1 Untuk membantu Jakarta menghadapi tantangan-tantangan tersebut, New Cities Foundation dan Connect4Climate meluncurkan Jakarta Urban Challenge pada hari ini.

Jakarta Urban Challenge merupakan sebuah kompetisi dengan total hadiah sebesar USD20.000 untuk generasi muda Indonesia yang mampu memberikan solusi terbaik bagi permasalahan mobilitas Jakarta. Puncak dari kompetisi ini akan digelar pada penyelenggaraan New Cities Summit tanggal 9-11 Juni 2015 di Ciputra Artpreneur, Jakarta.

Jakarta Urban Challenge mengundang para pelajar dan wirausahawan Indonesia berusia 18-35 tahun yang ingin berkontribusi mengatasi tantangan mobilitas dan lalu lintas Jakarta. Kompetisi ini dibuka untuk perorangan maupun kelompok yang terdiri dari maksimal lima (5) orang. Untuk mendaftar, individu atau kelompok harus mengirimkan proposal inovatif berbahasa Inggris yang terdiri dari 1.000 kata yang memaparkan visi dan misi proyek mereka. Aplikasi dibuka pada tanggal 16 Maret 2015 dan akan ditutup pada 30 April 2015.

Detail kompetisi bisa dilihat di sini.

Tiga finalis terbaik akan diumumkan pada bulan Mei untuk mempresentasikan ide mereka di depan panel juri internasional pada penyelenggaraan New Cities Summit 2015. Pemenang akan diumumkan saat Summit berlangsung dan mendapatkan hadiah sebesar USD20.000 untuk merealisasikan ide mereka.

Jakarta Urban Challenge diselenggarakan New Cities Foundation, sebuah organisasi non- profit global, bersama dengan Connect4Climate, sebuah inisiatif global dari World Bank bersama Kementerian Lingkungan Italia.

Pengumuman Pembicara dan Program New Cities Summit Sebagai bagian dari persiapan acara New Cities Summit 2015 yang akan diadakan pada tanggal 9-11 Juni, New Cities Foundation mengumumkan para pembicara dan program dari summit tersebut. Pembicara terdiri dari para pemimpin kota, arsitek, CEO, akademisi dan pengamat dari berbagai belahan dunia. New Cities Summit akan diadakan di Asia untuk pertama kalinya pada tahun ini.

Acara ini akan dihadiri oleh 800 delegasi dari 40 negara untuk mendiskusikan tema "Seizing Urban Moment: Cities at the Heart of Growth and Development". Konferensi ini akan membahas tantangan-tantangan urbanisasi Asia sekaligus mencari jawaban atas permasalahan-permasalahan serupa yang dihadapi semua kota di dunia.

Beberapa pembicara pada New Cities Summit 2015 termasuk Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta; Muhammad Yunus, penerima Nobel Perdamaian sekaligus Pendiri Grameen Bank; Ahamed J. M. Muzammil, Walikota Kolombo, Sri Lanka; Charbel Aoun, Wakil Presiden Senior Smart Cities, Schneider Electric; Manuel Salgado, Wakil Walikota Lisbon; dan In Dong Cho, Direktur Jenderal, Seoul Innovation Department.
Selama New Cities Summit berlangsung, akan terdapat begitu banyak diskusi dinamis mengenai inovasi dan kreativitas untuk menjawab tantangan urbanisasi global. Salah satunya adalah WhatWorks, yang merupakan salah satu acara terpopuler dari New Cities Foundation. WhatWorks merupakan rangkaian presentasi singkat dari para inovator perkotaan internasional dengan latar belakang yang berbeda.
Dan tidak kalah menarik akan berlangsung juga Global Cultural Districts Network (GCDN), sebuah gabungan berbagai pusat seni dan kebudayaan global. Tahun ini, GCDN akan berfokus pada dinamika pariwisata kebudayaan serta perancangan pemanfaatan ruang publik yang menarik.

New Cities Summit didukung oleh berbagai mitra dari sektor publik, swasta, dan non-profit, baik dari dalam maupun luar Indonesia, termasuk International Finance Cooperation (IFC), anggota dari World Bank Group dan institusi pembangunan global terbesar, Connect4Climate, komunitas global yang fokus pada perubahan iklim lewat promosi solusi dan aksi pemberdayaan, dan Center for Public Policy Transformation (Transformasi), Jakarta, sebuah think tank yang terlibat dengan para pembuat kebijakan, cendekiawan, dan publik. 
merdeka.com

0 komentar:

Posting Komentar

Followers