OnePlus One, salah satu smartphone terbaru yang siap meramaikan persaingan smartphone premium di tanah air. Smartphone ini merupakan hasil besutan startup OnePlus yang didirikan oleh mantan Presiden OPPO, Pete Lau.
Spesifikasi yang ditawarkan oleh OnePlus One menjadikan smartphone ini sangat ditunggu kehadirannya sejak akhir tahun 2014 karena spesifikasi premium sekelas HTC M8 dan SamsungGalaxy S5 tapi dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Sayangnya produk ini sulit didapatkan bahkan di negara asalnya sendiri atau di US yang harus mendapatkan invitation jika ingin membeli smartphone ini. Perlu diketahui, di Indonesia sendiri OnePlus masih dalam tahap Pre-Order, namun PULSA berkesempatan mencoba produk ini dari hasil pembelian produk BM.
Saat ini OnePlus One tidak lagi menyandang gelar smartphone spesifikasi tertinggi dengan keluarnya prosesor generasi terbaru. Lalu, apakah OnePlus One yang disebut-sebut sebagai "2014 Flagship Killer" ini masih layak untuk dibeli?
Desain
152.9 x 75.9 x 8.9 mm; 162 gr; Full touchscreen; Volume button, Power button
Dengan ketebalan 8.9 mm dan tepiannya yang hadir dengan gaya curva menambah kenyamanan saat digenggam. Jika dilihat secara seksama, desain OnePlus One terlihat meniru desain khas produk OPPO Find 5. Di balik tampilannya yang hitam menawan, OnePlus One memberikan kesan klasik dan premium yang kental. Tampak hitam tegas saat layar tidak menyala, dan tampak sangat cerah saat layar menyala.
Di sisi belakang terdapat kamera utama dan dual LED flash yang diletakkan secara serasi dalam 1 frame, serta terdapat logo OnePlus di bawah kamera. Yang menarik, material yang digunakan untuk membalut bodi belakangnya menggunakan bahan plastik polikarbonat yang bertekstur seperti kertas pasir dengan kualitas matte. Meski baterainya tidak dapat dilepas, tapi cover belakangnya dapat dibuka dan diganti; hanya saja perlu trik khusus saat membukanya. Cara membuka back covernya adalah dengan terlebih dulu mencabut SIM tray, lalu mencungkil sisi-sisi kelilingnya menggunakan kuku atau kartu kredit atau material tipis lainnya. Tersedia pilihan wooden untuk mengganti back covernya di pasaran.
Karena ukurannya yang besar, akan sangat sulit untuk dioperasikan dengan 1 tangan oleh pengguna yang ukuran tangannya kecil. Namun, berkat desain cover belakangnya yang bertekstur maka akan mengurangi resiko smartphone terjatuh karena licin.
0 komentar:
Posting Komentar