Kota Lama mungkin akan mengingatkan anda pada adegan ketika Gie (dalam film “Gie”) dan ribuan mahasiswa berdemo menuntut pembubaran PKI. Ya, adegan itu memang dilakukan di Kota Lama Semarang. Tidak hanya “Gie”, film “?” dan “Ayat-ayat Cinta” juga memanfaatkan Kota Lama sebagai tempat syuting.
Kota Lama Semarang memang menyimpan pesona historis yang luar biasa. Ratusan bangunan kuno masih berdiri. Sebagian, seperti Gereja Blenduk dan gedung Jiwa Sraya, masih terawat, sedangkan lainnya lapuk bahkan ambrol.
Jika anda berminat mengkaji arsitekur Belanda, tidak keliru anda menuju Kota Lama. Stasiun Kereta Api Tawang, Gereja Gedangan, Nilmij, Taman Sri Gunting, Marba, Marabunta dan De Spiegel memperlihatkan gaya arsitektur Eropa abada XVII. Sebuah embung yang dikenal penduduk setempat Polder Tawang menunjukan konsep kota pesisir yang tertata.
Kota Lama muncul sekitar abad 18 ketika Semarang menjadi salah satu pusat perdagangan pemerintah kolonial Belanda. Pada masa itu, untuk mengamankan warga dan wilayahnya, pemerintah kolonial membangun benteng Vijhoek.
Untuk mempercepat jalur perhubungan antar ketiga pintu gerbang di benteng itu maka dibuat jalan-jalan perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai Heeren Straat. Salah satu lokasi pintu benteng yang ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.
Jalur pengangkutan lewat air sangat penting hal tersebut dibuktikan dengan adanya sungai yang mengelilingi kawasan ini yang dapat dilayari dari laut sampai dengan daerah Sebandaran, dikawasan Pecinan. Masa itu Hindia Belanda pernah menduduki peringkat kedua sebagai penghasil gula seluruh dunia. Pada waktu itu sedang terjadi tanam paksa( Cultur Stelsel ) diseluruh kawasan Hindia Belanda.
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini sekitar 31 Hektar. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota tersendiri, sehingga mendapat julukan “Little Netherland”.
Kawasan Kota Lama Semarang merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi. Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang mampu mewartakan jejak kolonialisasi Belanda di Semarang.
portalsemarang.com
0 komentar:
Posting Komentar